Indonesia merupakan negara peretas nomor satu di dunia. Karena itu, banyak peretas dari negara lain yang balik menyerang Indonesia. Fakta itu diungkapkan Pengamat dan Pakar Telekomunikasi Heru Sutadi, menanggapi data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang menyebutkan Indonesia menjadi tujuan utama serangan kejahatan cyber."Laporan Kemenkominfo tidak valid kalau kita paling sering diserang," kata Heru. "Indonesia paling sering meretas dan nomor 1 penyerang cyber ke negara lain sejak dari pertengahan 2013 data versi Akamai," ujarnya. Akamai adalah lembaga penelitian konten internet di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Menurut Akamai, peringkat Indonesia sebagai gudang para peretas naik setelah sebelumnya berada di posisi dua di bawah China sejak November-Desember 2012. Meski Indonesia merupakan gudang peretas nomor satu di dunia, semua lembaga yang ada di Indonesia belum memikirkan masalah keamanan situs. "Keamanan situs di Indonesia kurang dipikirkan. Untuk membuat keamanan informasi kan nambah biaya, jadi yang lebih dipikirkan itu tampilan web-nya dulu tanpa memperhatikan aspek keamanan," ucap Heru. Data yang dikeluarkan Kemenkominfo juga menyiratkan tidak berfungsinya ID-SIRTII atau Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure. Padahal, IDSITII dibuat untuk pengamanan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet di Indonesia agar bebas dari ancaman dan gangguan. "Harusnya kalau ada serangan, ada warning-nya ke IDSIRTII. Harusnya (IDSIRTII) di kementerian yang non-partisan seperti Kemhan. Yang dipertaruhkan itu keamanan negara," katanya. Selama ini, IDSIRTII memang di bawah Kemenkominfo. Heru juga melihat Indonesia tidak akan diisolasi hanya karena maraknya serangan kejahatan. "Gak ada omongan buat diisolasi. Yang ada negara lain takut sama Indonesia," paparnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !